Sabtu, 04 September 2021

PERJALANAN INI

 

Yakinkah bahwa jalan yang kita lalui ini adalah jalan YANG PALING BENAR??? Yakin....
Tapi , saya tahu, bahwa  CARA  saya menempuh jalan ini banyak tidak benarnya, sementara begitu banyak orang yg merasa sangat yakin, bahwa CARA mereka melalui jalan ini sudah sangat benar.
Saya tidak lihai mengendarai kendaraan, apalagi yg bagus, mulus, mewah,atau trail, maka saya melewati jalan ini dengan naik sepeda saja, lewat tepi. Kadang saya jatuh ke lumpur, tercebur ke kubangan. Kadang juga terperosok ke parit, nyungsep ke dlm semak2 atau gerumbulan gelap pekat. Salahkah, kalau saya sering merasa terganggu dengan keberingasan para pengendara jagoan, yang begitu yakin lihai dan benar....???
Saya juga geli sekaligus malu, dengan sebagian mereka yg menganggap bahwa  "cara" melalui JALAN ini, yg paling benar adalah naik keledai, naik kuda, lembu, kerbau, atau andong, dan suatu ketika, di persimpangan, berebut dengan kaum pelintas jalan berbeda.Anehnya, ketika sudah menang, si musuh meninggalkan kendaraan mereka, para penunggang kuda ini merasa dikhianati karena kendaraan itu sudah soak atau dirusak.
Geli, karena mereka sudah mengikrarkan bahwa kuda adalah terbaik, tapi kenapa harus meratapi kendaraan rusak itu. Malu, karena sebagai sesama pengguna JALAN YG BENAR ini, jadi tertawaan Para pengambil jalan lain yg kita anggap SALAH JALAN.
Meski demikian, tentu saja tidak sedikit pun terbersit keinginan untuk mengambil jalan pintas dengan berpindah ke jalur lain.
Saya hanya ingin tetap berjalan, sesuai kemampuan saja, melalui jalan ini, karena saya meyakininya, dengan segala keterbatasan saya. Meski saya kecewa dengan SEBAGIAN penggunanya, namun saya mencintai jalan ini. Meski jalan ini terjal, banyak batu, debu, lumpur, rambu² dan lain-lain. Kadang tersesat tak tentu arah, dan terdengar suara aneh memanggil², merayu², mentertawakan, berbisik, dll....Rasanya seperti naik gunung menjelajah belantara, merasa tak mampu, tapi terus menjalani dan menikmati nya. Sambil saya berusaha menyadari, bahwa meski kita yakin jalan kita sudah benar, namun ternyata,
dalam melewatinya banyak orang menggunakan CARA yang SOMBONG, beringas, berandalan, tidak tertib, tidak teratur, tak peduli rambu². Ada juga yg sangat hati2. Merasa segalanya harus sangat benar. Ibaratnya tetap berhenti ketika lampu merah menyala, namun tak mau menyingkir, meski sirene ambulans meraung². Dengan alasan, ambulannya itu yang tak patuh, dan membatu prinsip, soal hidup mati bukan ambulannya.Meski tak sedikit pula yg diam tenang, tetap tersenyum. Lain pula yg tenang, tenteram, tapi merasa paling benar, dan memerendahkan cara orang lain.
#Saya hanya manusia biasa....
#Miskin ilmu
#MiskinHarta , Masih pula ditambah , "Berjalan sambil terus Menggerutu" ....
>>>Renungan pagi, sambil medang
#Iman Setipis helaian bulu kering kembang Randa Tapak (*Dandelion)... Beterbangan tak tentu arah....
#Hormati_Setiap_ilmu_YgDikaruniakan_____ Toh kita juga membutuhkannya... Janganlah keegoisan kita, keyakinan yg membatu, membuat kita tertinggal, dan jadi bahan tertawaan.
Ikuti air mengalir, meski tak boleh hanyut